Pengetahuan Terbuka di Era Kecerdasan Artifisial: Sinergi, Tantangan, dan Tata Kelola di Indonesia
Kecerdasan artifisial (KA) semakin bergantung pada data dan konten yang bersumber dari ekosistem pengetahuan terbuka seperti Wikipedia, Wikidata, OpenStreetMap, hingga repositori pendidikan dan riset. Kajian terbaru Creative Commons Indonesia memetakan bagaimana sinergi tersebut berkembang di Indonesia, sekaligus rintangan yang muncul dalam aspek etika, hukum, sosial, dan ekonomi.
Beberapa temuan utama kajian:
- Proyek Adicita 2024: 31,7% pendidik menggunakan ChatGPT, Gemini, Canva, dan alat KA lainnya dalam menghasilkan Sumber Pembelajaran Terbuka (SPT).
- OpenStreetMap Indonesia: Pemanfaatan KA melalui RapID Editor mempercepat pemetaan jalan, dengan validasi oleh kontributor lokal.
- Proyek FrOG: Integrasi LLM dengan Wikidata/DBpedia membantu mengurangi halusinasi dan meningkatkan akurasi jawaban KA.
- GenAI Hackathon 2024 (Jawa Barat): Open Data Jabar digunakan untuk membangun aplikasi KA yang menyelesaikan masalah publik seperti transportasi dan pengelolaan sampah.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pengetahuan terbuka berperan sebagai fondasi bagi inovasi kecerdasan artifisial yang relevan, akurat, dan bermanfaat bagi publik.
Kajian ini juga mengidentifikasi empat kelompok rintangan:
- Etika: kurangnya transparansi data pelatihan, risiko halusinasi, dan berkurangnya atribusi bagi kontributor terbuka.
- Hukum: belum ada kepastian hukum pelindungan hak cipta untuk karya berbasis KA, belum ada pengaturan text and data mining, serta pengaturan UU ITE yang belum berorientasi pelindungan pemanfaatan data terbuka.
- Sosial: bias bahasa dan minimnya representasi pengetahuan lokal.
- Ekonomi: belum adanya mekanisme distribusi manfaat bagi komunitas sumber data terbuka.
Kajian ini merekomendasikan beberapa opsi peningkatan kebijakan untuk perluasan pemanfaatan data terbuka:
- Penguatan kerangka etika KA berbasis prinsip keterbukaan.
- Reformulasi regulasi hak cipta, TDM, dan pedoman penggunaan data.
- Dokumentasi dan pelisensian pengetahuan lokal secara terbuka.
- Mekanisme berbagi manfaat (benefit sharing) dan dukungan berkelanjutan untuk ekosistem pengetahuan terbuka.
Berkaca dari pengalaman Proyek Adicita 2024 yang diselenggarakan oleh Creative Commons Indonesia serta praktik baik yang ada, laporan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pendidik, komunitas, dan pemerintah dapat menjadi langkah awal praktis dalam membangun pemanfaatan KA yang bertanggung jawab dan selaras dengan nilai keterbukaan.
Untuk membaca versi lengkap dan komprehensif dari kajian ini, silakan kunjungi dokumen lengkapnya pada tautan berikut ini.