Lokakarya Lisensi Creative Commons Untuk Kegiatan Publikasi Karya Ilmiah Daring di ITB Plano Cosmo, Bandung
Pada tanggal 4 April 2018, Creative Commons Indonesia (CCID) berkesempatan menyampaikan materi tentang lisensi Creative Commons (lisensi CC) untuk kegiatan publikasi karya ilmiah daring bekerjasama dengan perwakilan dari INARxiv, Dasapta Erwin Darmawan , sebuah platform penerbitan artikel pracetak dengan lisensi terbuka dalam helatan ITB Plano Cosmo di Fakultas Arsitektur Institut Teknologi Bandung.
Dalam kesempatan ini, materi dimulai dengan penyampaian prinsip-prinsip fundamental terkait kegiatan publikasi karya ilmiah daring dan terbuka oleh Erwin dari INARxiv. Sebagai pembuka, Erwin melemparkan beberapa pertanyaan kepada para peserta yang pada intinya merupakan pertanyaan sudah benarkah tata kelola hak cipta atas karya-karya ilmiah mereka yang dipublikasikan secara daring dan terbuka melalui badan penerbitan kampus dan situs-situs pengindeks karya ilmiah. Pada konteks ini, Hilman berusaha menjawab dengan menjelaskan terlebih dahulu dasar-dasar bentuk perlindungan hak cipta seperti syarat ciptaan dapat dilindungi oleh regulasi hak cipta, hubungan hukum antara subyek hukum dalam perlindungan hak cipta, dan definisi spesifik terkait ragam-ragam pencipta menurut Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014 (UUHC 2014) supaya peserta memahami haknya sebagai pencipta ketika mereka mengizinkan pihak lain untuk menggunakan kembali karya-karyanya. Selanjutnya, Hilman membuka pembicaraan tentang bagaimana pencipta ketika dapat mengumumkan dan melisensikan karyanya terlebih dahulu secara mandiri sebelum melakukan pengalihan hak cipta dan menyerahkan aktvitias pengumuman dan pelisensian karya kepada pihak kedua maupun pihak ketiga. Hal ini dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap hak cipta milik para penulis karya ilmiah karena pelisensian karya berarti memberikan kontrol lebih banyak kepada pihak pencipta terhadap hak ciptanya dibandingkan melakukan pengalihan hak cipta kepada penerbit yang artinya memberikan akses kepada pihak lain untuk memiliki kontrol yang sama eksklusifnya dengan pencipta terhadap hak ciptanya atas ciptaan-ciptaannya. Hal ini juga diperlukan untuk menghindari upaya-upaya kontrol eksklusif dari penerbit yang berpotensi merugikan pencipta.
Setelah menjelaskan hal-hal fundamental kepada peserta, Hilman kemudian melanjutkan sesi kali ini dengan penjelasan terkait masing-masing spektrum dan jenis-jenis pilihan lisensi CC yang dapat dimanfaatkan oleh para Pencipta untuk mengontrol hak ciptanya. Kemudian, Erwin juga menambahkan dengan rekomendasi pilihan lisensi CC kepada peserta, yaitu lisensi CC BY (Atribution/Atribusi). Pilihan ini dirasa menguntungkan karena semakin bebas ketentuan lisensi yang diterapkan maka semakin besar pula potensi model-model penggunaan karya ilmiah yang diterbikan dapat terjawab. Selain itu, penggunaan ketentuan lisensi CC yang paling bebas juga dapat mengurangi pembatasan-pembatasan yang sebenarnya tidak perlu dan malah menutupi potensi penggunaan karya ilmiah tersebut.
Seluruh materi lokakarya ini dapat Anda akses di tautan ini.
Terima kasih, INARxiv dan ITB Plano Cosmo!