Tanya Jawab Sobat CCID: 03 Januari 2018

Creative Commons Indonesia
Soba CCID 1.png

Pada twitter @ciptamedia, @elizavitri mengajukan pertanyaan tentang ketentuan lisensi Creative Commons:

1. Apakah karya yang dihasilkan dari hibah (cipta media ekspresi) harus menerapkan lisensi Creative Commons CC-BY 4.0?

2. Bagaimana dengan mereka (pencipta) yang menerapkan lisensi CC BY 4.0 dan berharap dapat memperoleh penghasilan dari karyanya seperti novel, lukisan dan sebagainya?

Benar, seluruh ciptaan yang diciptakan dengan dana hibah Proyek Cipta Media Ekspresi (CME) wajib menerapkan lisensi CC BY 4.0 versi Internasional.

Berikut ini adalah beberapa hal yang layak Anda perhatikan berkaitan dengan pertanyaan Anda:

Penerapan lisensi CC BY 4.0 versi internasional memungkinkan Pencipta untuk membuka akses kepada pengguna ciptaan agar dapat:

  • Berbagi: Menggandakan dan menyebarluaskan ciptaan.
  • Adaptasi: Mengubah, menggubah, dan membuat ciptaan turunan dari suatu ciptaan untuk kepentingan apapun, termasuk kepentingan komersial.
  • Tanpa izin langsung dari Pencipta.

Dengan catatan: Ketentuan lisensi ini tetap mewajibkan pengguna ciptaan untuk menerapkan Atribusi, yaitu menyebutkan nama pencipta, sumber ciptaan, dan lisensi yang diterapkan dalam setiap penggunaan.

Pencipta tetap dapat memperoleh keuntungan dari ciptaan yang dibuat. Dalam hal ini, Pencipta hanya membuka akses terhadap beberapa hak, agar hak tersebut juga dapat digunakan oleh pengguna ciptaan. Supaya, manfaat dari ciptaan tersebut juga dapat dirasakan oleh pengguna ciptaan.

Dengan melihat ketentuan ini, artinya Pencipta sama sekali tidak kehilangan hak atas ciptaan dengan menerapkan lisensi tersebut.

Lisensi Creative Commons nantinya akan menjadi perangkat legal yang menjamin hak atas ciptaan para penerima dana hibah (Pencipta).Ketika mereka membuka akses atas beberapa hak kepada pengguna ciptaan.

Penerapan lisensi Creative Commons sesuai dengan konteks proyek Cipta Media Ekspresi yang mensyaratkan tema “keadilan sosial” bagi para penerima dana hibah. Supaya karya-karya (ciptaan) yang dihasilkan nantinya juga dapat dimanfaatkan secara langsung oleh para pengapresiasi karya. Sambil tetap menjamin perlindungan terhadap hak cipta masing-masing penerima dana hibah.

Strategi Pemerolehan Pendapatan yang Kerap Digunakan Pencipta yang Menerapkan Lisensi CC pada Ciptaanya.

Nilai yang terkandung pada suatu ciptaan akan membuat penikmat ciptaan dengan rela mengeluarkan uang sebagai tanda apresiasi pada ciptaan tersebut. Hubungan timbal balik antara pencipta dan penikmat ciptaan tersebut juga berlaku pada pencipta yang menerapkan lisensi CC pada ciptaanya. Adapun yang membedakan antara ciptaan berlisensi CC dengan yang tidak yakni, dalam memeroleh pendapatan dari ciptaan tersebut.

Dalam hal ini, pencipta yang menerapkan lisensi CC pada ciptaanya berkompetisi dengan ciptaannya sendiri yang bebas akses di pasaran. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah menjadi penghalang, karena pencipta dapat menawarkan ke pasaran ciptaan yang berbeda dari versi ciptaan yang dapat dengan mudah digunakan dan disebarkan kembali secara bebas.

Berikut beberapa strategi yang kerap digunakan pencipta dalam memeroleh pendapatan dari ciptaan berlisensi CC:

  • Menyediakan Layanan Pembuatan Ciptaan yang Dapat Disesuaikan dengan Pemesan.

Selain membuat ciptaan yang bebas diakses, pencipta juga dapat menawarkan layanan yang mana penikmat ciptaan dapat menyesuaikan ciptaan yang dikehendaki. Sebagai contoh Jhonathan Mann, seorang penyanyi dan penulis lagu asal Amerika. Ia terkenal sebagai pemusik yang aktif setiap harinya dalam menciptakan dan memublikasikan karyanya di beberapa kanal konten seperti Youtube dan Bandcamp. Karya-karyanya sebagian ada yang diterapkan lisesnsi CC BY dan sebagian juga CC BY-NC. Dalam memeroleh keuntungan,Jhonathan Mann menyediakan jasa komersial pembuatan lagu yang dapat disesuaikan dengan keinginan pemesan pada situs web pribadinya. http://jonathanmann.net/.

  • Membuat Format Fisik dari Ciptaan.

Telepas dari ketersediaanya ciptaan yang bebas biaya dalam bentuk digital. Pencipta dapat memeroleh penghasilan dengan menjual ciptaan yang sama dalam format fisik. Sebagai contoh Frau, musisi Indonesia, menerapkan lisensi CC BY-NC-SA pada karyanya dan juga memeroleh penghasilan dari CD musik yang ia jual.

Hal serupa juga dapat diterapkan oleh seorang pencipta pada ciptaan seperti buku, dengan menjual format fisiknya karena tanpa dipungkiri masih banyak pembaca yang menginginkan buku yang dapat digenggam dan dijadikan sebagai koleksi pribadi. Pada hal ini perlu diperhatikan bahwa penerbit atau distributor ciptaan tersebut diwajibkan menerapkan kententuan lisensi CC yang sama atau dengan ketentuanya serupa.

  • Berjumpa secara langsung dengan pencipta.

Seperti halnya pada ciptaan lainya, ketika penikmat ciptaan begitu mengandrungi suatu ciptaan. Maka keinginan untuk bertemu langsung dengan pencipta karya tersebut tak terelakan. Sebagai contoh pemusik yang menghelat konser dapat memeroleh pendapatan dari penjualan tiket konser, meskipun telah tersedia akses bebas dari karya musiknya dalam bentuk video ataupun audio. Hal serupa dapat dilakukan pada ciptaan berupa buku, pencipta buku dapat membuat acara berbayar bedah buku ataupun penandatangan buku secara langsung.

  • Menjual Cendera Mata.

Ketika penikmat ciptaan sangat menyukai suatu ciptaan. Maka, tidak menutup kemungkinan untuk pencipta turut memproduksi dan menjual cindera mata yang berkaitan dengan ciptaan pencipta tersebut seperti kaos, tas, pin dan lain sebagainya

Studi Kasus “ Sita Sing the Blues”.

Nina Paley sebagai pencipta sinematografi “Sita Sing the Blues” yang merupakan karya musikal, animasi yang berdasarkan inteprtasi secara personal dari epik India (Ramayana). Ia menerapkan lisensi CC BY-SA pada karyanya tersebut untuk mengurangi ongkos distribusi film dan membuka peluang pemasaran yang lebih luas.

Nina Paley mengkombinasikan dan menggunakan beberapa strategi pemerolehan pendapatan yang telah dipaparkan sebelumnya. Jurnal Wall Steet merilis total pendapatan yang diperoleh oleh Nina Paley dari karya “Sita Sing the Blues”sebesar $55,000. Adapun strategi yang digunakan sebagai berikut:

  • Donasi dari penikmat ciptaanya yang mengapresiasi karyanya secara gratis, memeroleh pendapatan sebesar $23,000

  • Penjualan secara daring, cendera mata dan DVD memeroleh pendapatan sebesar $19,000

  • Distribusi teater memeroleh pendapatan sebesar: $ 3.000 (dari total jumlah box office sebesar $ 22.350)

  • Distribusi DVD memeroleh pendapatan sebesar $3,000.

  • Penyiaran di televisi memeroleh pendapatan sebesar $3,000.

  • Penayangan ciptaan di Central Cinema,Seattle memeroleh pendapatan sebesar $4,000.

Dari penjelasan di atas perlu diperhatikan lagi contoh kasus yang disebutkan merupakan beberapa pencipta yang berhasil memeroleh penghasilan pada ciptaanya. Strategi pemerolehan penghasilan lainya dapat dikembangkan oleh pencipta sesuai dengan ciptaan dan kondisi pasar yang ada.

Contoh-contoh pencipta lainya yang berhasil memeroleh penghasilan dari penerapan lisensi CC pada ciptaanya yakni dapat dibaca pada e-book berikut https://creativecommons.org/use-remix/made-with-cc/

Semoga membantu,

Salam.